Inovasi di Perpustakaan Tidak Harus Tentang Teknologi
Surakarta – Pada acara Bimbingan Teknis 9 Komponen Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah bekerja sama dengan perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta, isu inovasi di perpustakaan menjadi salah satu topik utama yang dibahas. Acara ini berlangsung pada Senin hingga Selasa, 20-21 Mei 2024, di Lor In Syari’ah Hotel Surakarta, dengan menghadirkan narasumber Erwan Setyo Budi.
Dalam paparannya, Erwan Setyo Budi menyampaikan bahwa inovasi di perpustakaan tidak selalu harus berkaitan dengan teknologi. “Inovasi dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, tidak hanya melalui penerapan teknologi canggih. Seringkali, inovasi sederhana dalam pelayanan dan pengelolaan dapat memberikan dampak yang signifikan,” ujarnya.
Erwan menekankan pentingnya perpustakaan untuk terus berinovasi demi meningkatkan kualitas layanan kepada pengguna. Beberapa contoh inovasi non-teknologis yang dapat diterapkan di perpustakaan antara lain:
- Program Literasi dan Kegiatan Edukatif: Mengadakan program literasi, workshop, dan seminar yang relevan dengan kebutuhan pengguna dapat meningkatkan minat baca dan pengetahuan. Program-program ini juga dapat menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan edukatif di kampus.
- Pengembangan Koleksi Khusus: Menyediakan koleksi khusus seperti buku-buku langka, koleksi lokal, atau arsip sejarah dapat menarik minat pengguna dan menambah nilai unik bagi perpustakaan.
- Pelayanan Ramah dan Proaktif: Meningkatkan pelayanan dengan pendekatan yang lebih ramah dan proaktif, seperti membantu pengguna menemukan informasi yang mereka butuhkan atau memberikan rekomendasi bacaan, dapat meningkatkan kepuasan pengguna.
Selain itu, Erwan juga menekankan pentingnya perpustakaan dan pustakawan untuk ikut berkompetisi dalam berbagai kompetisi antar perpustakaan dan pustakawan. “Kompetisi ini bukan hanya tentang memenangkan penghargaan, tetapi juga tentang mengukur sejauh mana kualitas dan inovasi yang telah diterapkan. Ini juga menjadi ajang untuk belajar dari perpustakaan lain yang lebih maju,” jelasnya.
Lebih lanjut, Erwan juga menggarisbawahi pentingnya apresiasi dari pimpinan terhadap pustakawan yang telah bekerja keras dan berinovasi. “Apresiasi dari pimpinan sangat penting untuk memotivasi pustakawan. Penghargaan dan pengakuan atas usaha dan inovasi yang dilakukan dapat meningkatkan semangat kerja dan produktivitas,” tambahnya.
Acara ini dihadiri oleh pustakawan dan pengelola perpustakaan dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Tengah. Mereka sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi dan berdiskusi mengenai cara-cara inovatif yang dapat diterapkan di perpustakaan masing-masing.
Dengan berbagai inovasi yang diterapkan, baik yang berbasis teknologi maupun non-teknologi, diharapkan perpustakaan dapat terus meningkatkan kualitas layanan dan menjadi pusat belajar yang lebih efektif dan efisien bagi seluruh civitas akademika.